KKG GUGUS 2 MANUJU
Berisi Konten Pembelajaran dan Informasi Pendidikan
Jumat, 17 April 2020
Kemampuan Otak Kanan Manusia
Cara-cara untuk Meningkatkan Kemampuan Otak Kanan Agar Lebih Kreatif
Otak merupakan bagian tubuh yang memang memiliki peran utama yang
memegang kendali dan menyalurkan berbagai macam perintah pada setiap
organ-organ tubuh. Menurut ilmu pengetahuan, terdapat perbedaan antara
otak kiri serta otak kanan. Orang yang menggunakan otak kiri secara
dominan, maka dia akan cenderung berpikir dengan menggunakan logika yang
mendalam dan memiliki alasan untuk setiap hal.
Sedangkan orang
yang menggunakan otak kanan secara dominan, maka dia akan cenderung
berpikir dengan kreatif dan penuh imajinasi. Oleh karena itu,
menyeimbangkan kemampuan otak kiri serta kanan memang akan membuat anda
mampu menggunakan kemampuan otak anda dengan maksimal. Berikut di bawah
ini adalah cara untuk meningkatkan kemampuan otak kanan agar menjadi
lebih kreatif:
Sabtu, 11 April 2020
Makna Simbolik Pada Guratan “PAMOR”
Badik Makassar
KAPARUDDIN
NIM : 191051101013
Badik Makassar
KAPARUDDIN
NIM : 191051101013
Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan panjang mencapai sekitar setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki ganja (penyangga bilah). Tidak hanya mistis, badik juga memiliki nilai ekonomis dan nilai seni yang tinggi.
Badik sebagai salah satu jenis benda hasil dari suatu proses kegiatan teknologi menempa logam adalah perwujudan dari kebudayaan materil masyarakat Sulawesi Selatan. Badik sebagai benda budaya, dipahami dan dipercaya oleh masyarakat memiliki berbagai fungsi dan kegunaan yang tidak terbatas hanya sebagai senjata tajam, masyarakat percaya bahwa badik mempunyai nilai dan makna tertentu.
Badik memiliki tiga fungsi dalam kehidupan masyarakat, yaitu : (1) Fungsi badik dalam keluarga, (2) Fungsi badik dalam kegiatan ekonomi, dan (3) fungsi badik sebagai pembela diri
Orang makassar dulu terutama kaum Laki-laki tidak menganggap dirinya jantan / perkasa ketika tidak mempunyai 4 unsur yakni :
1. Batu
2. Perempuan
3. Ayam
4. Besi
Sehingga kemanapun mereka berlayar selalu membekali diri dengan kemanpun empat unsur seperti hal tersebut diatas. Keempat unsur ini juga sering dikaitkan dengan 4 unsur yang terdapat dalam sifat manusia, yakni : tanah, air, angin dan api.
Pada pembahasan berikut ini, saya hanya akan mengulas sepenggal makna secara sederhana perihal motif/guratan/pamor besi yang menjadi salah satu unsur dalam melengkapi struktur kebiasaan / kebudayaan masyarakat Makassar yakni Besi / Badik.
Badik adalah senjata tradisional masyarakat Bugis/Makasar yang dibuat oleh Pade’de / pande besi dengan tujuan-tujuan tertentu untuk melengkapi keperkasaan seorang laki-laki pada masanya. Dengan Bentuk dan varian yang disesuaikan dengan selera dan ukuran untuk si pemakai tersebut.
Hasil penelusuran saya, yang sangat dibatasi oleh waktu karena efek Pandemi Covid-19, hanya dapat memberikan informasi dan pengalaman baru perihal fungsi dan makna yang terkandung dengan badik itu sendiri. baik dari segi Bentuk, fungsi dan ukuran badik itu sendiri. Ketika benda yang namanya Badik mempunyai ukuran yang sesuai dengan pemiliknya maka akan sangat berguna untuk kehidupan baik dalam mata pencahariannya maupun hal yang lainnya. Bila tidak sesuai dengan ukurannya, maka si pemilik bisa jadi penakut ketika menghadapi lawan dan bisa juga sebaliknya terlalu pemberani (rewa dudui) sehingga selalu mendapat/mencari lawan.
Para penggemar koleksi badik saat ini memburu yang mempunyai makna yang dipercayai bisa memberikan khasiat dan kegunaan tersendiri. Apakah untuk kelancaran usaha atau bisnisnya, keberhasilan dalam hal urusan perasaan atau hati, pemuasan dalam kesenangan atau hobynya, maupun dalam hal sebagai usaha perlindungan harkat dan martabat keluarga atau siri’.
Dibaik bentuknya yang khas, badik yang menjadi primadona, yang banyak dicari orang adalah yang mempunyai guratan / Pamoro’ yang dipercaya bisa memberikan kedamian bagi pemiliknya, baik unuk kelancaran usahanya, disegani lawan, serta disukai oleh lawan jenis. Konon guratan/pamoro’ itu sendiri memiliki Bentuk yang beraneka macam dengan makna yang terkandung didalamnya dipercaya mampu memberikan keuntungan oleh si pemiliknya.
Bentuk guratan atau pamoro’ badik Makassar mempunyai arti dan makna yang begitu banyak dengan aneka Bentuk dan jenis dan manfaat sesuai dengan peruntukannya, berikut adalah nama dan arti Guratan/Pamorok Badik Makassar :
Dalam penelusuran di Media online terdapat 7 jenis Bentuk Guratan/Pamor yang berhasil dijumpai yakni :
1. Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo
2. Kurissi Gamecca'
3. Sippa Sikadong, Massalo'/Mabbelesse, Bettu Cigerro', Sumpang Buaja, Mattellongi, Sumpang Salo'
4. Pamor Sambang/Gareno
5. Pamor Mata Rakkapeng
6. Pamor Bonto Mate'ne
7. Pamor Bontoala'
Sumber : https://www.kompasiana.com/rdkurniawan/552b36aff17e61fc7fd623d3/jenis-pamor-badik-dan-arti-maknanya
Setiap daerah mempunyai penamaan tersendiri dari masing-masing Guratan/pamor berdasarkan Bentuknya :
1. Guratan / Pamoro’ Leko’ Ase
Badik sebagai salah satu jenis benda hasil dari suatu proses kegiatan teknologi menempa logam adalah perwujudan dari kebudayaan materil masyarakat Sulawesi Selatan. Badik sebagai benda budaya, dipahami dan dipercaya oleh masyarakat memiliki berbagai fungsi dan kegunaan yang tidak terbatas hanya sebagai senjata tajam, masyarakat percaya bahwa badik mempunyai nilai dan makna tertentu.
Badik memiliki tiga fungsi dalam kehidupan masyarakat, yaitu : (1) Fungsi badik dalam keluarga, (2) Fungsi badik dalam kegiatan ekonomi, dan (3) fungsi badik sebagai pembela diri
Orang makassar dulu terutama kaum Laki-laki tidak menganggap dirinya jantan / perkasa ketika tidak mempunyai 4 unsur yakni :
1. Batu
2. Perempuan
3. Ayam
4. Besi
Sehingga kemanapun mereka berlayar selalu membekali diri dengan kemanpun empat unsur seperti hal tersebut diatas. Keempat unsur ini juga sering dikaitkan dengan 4 unsur yang terdapat dalam sifat manusia, yakni : tanah, air, angin dan api.
Pada pembahasan berikut ini, saya hanya akan mengulas sepenggal makna secara sederhana perihal motif/guratan/pamor besi yang menjadi salah satu unsur dalam melengkapi struktur kebiasaan / kebudayaan masyarakat Makassar yakni Besi / Badik.
Badik adalah senjata tradisional masyarakat Bugis/Makasar yang dibuat oleh Pade’de / pande besi dengan tujuan-tujuan tertentu untuk melengkapi keperkasaan seorang laki-laki pada masanya. Dengan Bentuk dan varian yang disesuaikan dengan selera dan ukuran untuk si pemakai tersebut.
Hasil penelusuran saya, yang sangat dibatasi oleh waktu karena efek Pandemi Covid-19, hanya dapat memberikan informasi dan pengalaman baru perihal fungsi dan makna yang terkandung dengan badik itu sendiri. baik dari segi Bentuk, fungsi dan ukuran badik itu sendiri. Ketika benda yang namanya Badik mempunyai ukuran yang sesuai dengan pemiliknya maka akan sangat berguna untuk kehidupan baik dalam mata pencahariannya maupun hal yang lainnya. Bila tidak sesuai dengan ukurannya, maka si pemilik bisa jadi penakut ketika menghadapi lawan dan bisa juga sebaliknya terlalu pemberani (rewa dudui) sehingga selalu mendapat/mencari lawan.
Para penggemar koleksi badik saat ini memburu yang mempunyai makna yang dipercayai bisa memberikan khasiat dan kegunaan tersendiri. Apakah untuk kelancaran usaha atau bisnisnya, keberhasilan dalam hal urusan perasaan atau hati, pemuasan dalam kesenangan atau hobynya, maupun dalam hal sebagai usaha perlindungan harkat dan martabat keluarga atau siri’.
Dibaik bentuknya yang khas, badik yang menjadi primadona, yang banyak dicari orang adalah yang mempunyai guratan / Pamoro’ yang dipercaya bisa memberikan kedamian bagi pemiliknya, baik unuk kelancaran usahanya, disegani lawan, serta disukai oleh lawan jenis. Konon guratan/pamoro’ itu sendiri memiliki Bentuk yang beraneka macam dengan makna yang terkandung didalamnya dipercaya mampu memberikan keuntungan oleh si pemiliknya.
Bentuk guratan atau pamoro’ badik Makassar mempunyai arti dan makna yang begitu banyak dengan aneka Bentuk dan jenis dan manfaat sesuai dengan peruntukannya, berikut adalah nama dan arti Guratan/Pamorok Badik Makassar :
Dalam penelusuran di Media online terdapat 7 jenis Bentuk Guratan/Pamor yang berhasil dijumpai yakni :
1. Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo
2. Kurissi Gamecca'
3. Sippa Sikadong, Massalo'/Mabbelesse, Bettu Cigerro', Sumpang Buaja, Mattellongi, Sumpang Salo'
4. Pamor Sambang/Gareno
5. Pamor Mata Rakkapeng
6. Pamor Bonto Mate'ne
7. Pamor Bontoala'
Sumber : https://www.kompasiana.com/rdkurniawan/552b36aff17e61fc7fd623d3/jenis-pamor-badik-dan-arti-maknanya
Setiap daerah mempunyai penamaan tersendiri dari masing-masing Guratan/pamor berdasarkan Bentuknya :
1. Guratan / Pamoro’ Leko’ Ase
Pamorok leko’ ase sesuai dengan namanya adalah daun padi, sehingga bentuknya menyerupai seperti daun padi, biasanya lurus dari pangkal sampai ujung badik tersebut.
pamor Leko’ ase ini bermakna dan banyak digandrungi oleh orang yang berprofesi sebagai petani atau bercocok tanam. menanam padi misalnya atau tentang tumbuhan lainnya karena ini diyakini bahwa hal ini baik untuk kehidupan dalam dunia pertanian syaratnya nya bagus ketika dipakai untuk bercocok tanam.
2. Guratan / Pamoro’ Sikadoi
Sikadoi guratannya membentuk sebuah guratan dari pangkal dan ujung yang tidak bertemu ini diyakini oleh masyarakat terutama komunitas pencinta badik bahwa hal ini bagus untuk orang-orang yang ingin merubah takdirnya kearah yang lebih baik bagus untuk dipakai mencari hidup yang mencari pendamping karena ada daya tarik magnet yang begitu kuat dari orang yang meyakini pamor atau guratan yang disebut dengan pamor sikadoi
Pamorok sikadoi ini adalah jenis Guratan/Pamor yang terbilang langkah, banyak digandrungi oleh kaum anak muda pada zamannya, karena dipercaya ketika dipakai oleh seorang pemuda, maka akan disukai oleh lawan jenisnya, termasuk oleh kalangan masyarakat setempat dimana mereka berada.
3. Guratan / Pamoro’ Bunga Ce’la

Umumnya badik Pamor bunga ce’la ini banyak dimiliki oleh patorani/pelaut/nelayan dan atau yang berprofesi dengan mata pencaharian di laut atau wilayah pesisir. Pamor bunga ce’la ini termasuk dala katergori langkah karena prose pembuatannya yang unuk dan disertai dengan kekuatan magic.
Kalaupun dijumpai saat ini pamor jenis ini, itu biasanya imitasi yang dibuat menyerupai guratan/pamor bunga ce’la karena proses penempaan dan bahan dasarnya tidak lagi seperti asal mulanya dibuat motif tersebut. Tidak lagi berbahan Dasar busa air (Busa Je’ne) tetapi sudah berbahan Dasar logam atau besi dan proses penempaannya juga tidak lagi dipijat dengan tangan hampa akan tetapi sudah memakai alat pengapian.
4. Guratan / Pamoro Cakko’ Iloro
Motif dengan makna yang melambangkan kasih sayang (Pangngamaseang) adalah jenis jenis motif atau guratan yang tergolong sangat langkah dan paling banyak dicari oleh kolektor dan para pencinta badik. Hampir sama dengan cakkui yang konon dipakai oleh Tuanta salamaka Syekh Yusuf. Ini mempunyai kekutan maha dahsyat karena dapat mendeteksi bahaya pada radius 7 km 701 meter, inilah yang mendasari sehingga badik jenis ini sangat diburu dan diminati oleh pencinta badik. Mungkin masih ada satu atau dua orang yang memiliki menuut penuturan Bapak Yusrin Dg. Bunga
Karena waktu yang terbatas akibat pandemi virus covid-19 ini, menyisakan sejumlah pertanyaan yang belum dapat saya
5. Guratan / Pamoro’ Kalangkari
Pamor dengan motif ini juga sering dijumpai dikalangan masyarakat umum, terutama para kolektor dan penggemar Badik. Diyakini membawa keberuntungan bagi si pemiliknya, bentuknya menyerupai sisik ular. Menurut penuturan Mursalim Makka salah seorang kolektor Badik Makassar menuturkan bahwa ketika benda jenis ini dibawa untuk berburu, maka dipercaya keberuntungan akan selalu berpihak kepadanya.

Badik Makassar yang terkenal sejak zaman dahulu adalah hasil dari empu atau panre besi yang dibuat di salah satu desa di Kecamatan pallangga Kabupaten Gowa yakni di Taeng, sesuai dengan namanya diberi istilah De’de Taeng dengan kekuatan magic yang sangat mumpuni. Dan banyak dipakai oleh raja-raja Gowa pada zamannya, termasuk tuanta salamaka Syekh Yusuf.
Selain Badik De’de taeng ada lagi satu daerah di Dusun Kecamatan Polong bangkeng utara tepatnya di dusun panjarungan Desa Massamaturu Kabupaten Takalar yang terkenal akan kehebatan dan kesaktiannya, Konon pada zaman dahulu ketika badik De’de taeng telah terhunus dari sarungnya, maka hanya Badik dari panjarungan kabupaten Takalar yang bisa mengimbanginya. Demikian juga sebaiknya.
Badik jenis panjarungan sendiri beragam bahan pembuatannya tergantung dari usia senjata tersebut menurut penuturan beberapa ahli, pembuatan badik beragam ada yang berasal dari busa air dan ada juga yang terbuat dari batu. dari kedua bahan ini dibuat oleh Empu yang memiliki kekuatan magis sehingga hatinya batik tersebut memiliki keunggulan keunggulan tersendiri diantaranya beberapa warga yang masih ada yang memiliki badik yang bisa mengapung di air.
Sebagai kalimat penutup bagi kaum pria ketika telah mencabut badik dari sarungnya berarti tuannya telah siap mati dalam membela apa yang mereka anggap benar terutama menyangkut identitas kelelakian bagi Suku Makassar dan Bugis. makanya zaman dulu kemanapun pergi maka badik tetap terselip di pinggang dan melucuti badik sama dengan melucuti identitas kelelakiannya Namun demikian mencabut badik bukanlah sembarangan melainkan hanya untuk beberapa hal seperti menegakkan Siri atau hukum adat bertahan jika diserang melindungi harkat perempuan dan membela pemimpin ataupun negara

Langganan:
Postingan (Atom)
Musik Inspirasi
-
Cara-cara untuk Meningkatkan Kemampuan Otak Kanan Agar Lebih Kreatif Otak merupakan bagian tubuh yang memang memiliki peran utama yang...
-
Musik Inspirasi